Dalam kehidupan
sehari-hari sering kita temukan orang-orang dengan keluhan rasa tidak
nyaman pada perut. Rasa tidak nyaman ini selalu diinterpretasikan secara
berbeda oleh setiap orang, bisa terasa nyeri atau sakit perut, kram,
panas, mual dan muntah, atau nyeri yang tembus hingga ke punggung atau
panggul. Di tempat saya bekerja hampir lebih 70 % kasus pasien datang
dengan keluhan nyeri perut.
Dari sisi medis,
perut dapat dibagi menjadi 9 regio dan 4 regio berdasarkan letak
organ-organ didalamnya. Untuk lebih ringkas dan mempermudah pemahaman,
maka saya akan membaginya menjadi 4 regio.
Untuk mengetahui
penyebab pastinya dari sakit perut, perlu diperhatikan dimana lokasi
nyeri perutnya, bagaimana penjalarannya, apakah terjadi sebelum atau
sesudah makan, dan apa gejala penyertanya.
Pada nyeri perut
bagian kanan atas yang muncul setelah anda memakan makanan berlemak
ditambah faktor risiko seperti anda seorang perempuan, usia diatas 40
tahun, memiliki berat badan lebih (overweight) dan dalam keadaan subur/hamil maka bisa jadi itu merupakan gejala pembentukan batu empedu (gallstone).
Batu tersebut terbentuk dari timbunan kolesterol yang terperangkap di
kantong empedu. Apabila nyeri tidak kunjung hilang, dan sering kambuh
ditambah dengan demam serta mulai menjalar kepunggung/bahu atas maka ini
sudah terjadi peradangan pada empedu yang dinamakan Kolesistitis.
Nyeri pada kanan
atas yang disertai perasaan mual, muntah, nafsu makan turun, badan tidak
bertenaga disertai dengan demam dan mata berwarna kuning serta buang
air kecil seperti teh maka ini merupakan tanda terjadinya Hepatitis (peradangan pada hati).
Nyeri pada sekitar ulu hati disertai rasa kembung cepat kenyang, mual dan muntah, serta sering bersendawa dinamakan Dispepsia.
Dispepsia sendiri untuk masyarakat umum sering diartikan sebagai sakit
Maag (berarti lambung dalam bahasa Belanda). Penyebab penyakit ini
berbeda setiap individunya, bisa dikarenakan merokok, stress, riwayat
makan yang tidak teratur, alkohol dan penggunaan obat-obatan penghilang
nyeri. Biasanya keluhan nyeri ini dapat berkurang dengan mengkonsumsi
makanan dan obat antasida. Apabila keluhan ini berlangsung selama lebih
dari 3 bulan dalam rentang waktu selama 6 bulan baru dikatakan sebagai Dispepsia fungsional.
Jika keluhan
tersebut semakin memburuk pada saat lapar dan terasa terbakar dibelakang
tulang dada maka bisa jadi penyebabnya adalah Gastritis
(peradangan pada lambung). Untuk menegakkan diagnosa ini maka dokter
perlu melakukan pemeriksaan endoskopi (selang dengan kamera dimasukan
dalam saluran pencernaan).
Rasa nyeri dan
kram pada perut bagian tengah yang memburuk setelah makan dan mereda
setelah buang air besar biasanya menunjukkan penyakit Irritable Bowel Syndrome (IBS)
atau sindrom perut sensitif. Selain karena faktor makanan, berdasarkan
penelitian hampir 50% penderita IBS juga sering terjadi pada orang yang
memiliki stress tinggi. Cara pencegahannya cukup dengan menghindari
makanan yang sensitif tersebut dan menjauhi faktor stress.
Kram pada perut
bagian bawah disertai konsistensi/bentuk feses (tinja) yang
berubah-berubah dapat menunjukan suatu peradangan pada usus besar yang
disebut Colitis atau Diverticulitis. Namun
perlu diwaspadai jika nyeri perut ini dirasakan oleh perempuan disertai
penjalaran ke panggul dan tidak hilang hingga dua minggu disertai
dengan penurunan berat badan dan perubahan pola menstruasi bisa
kemungkinan dikarenakan Endometriosis atau kanker rahim.
Perlu diperhatikan
bahwa semua keluhan diatas apabila disertai dengan nyeri dada yang
menjalar, keluarnya darah pada saat muntah dan atau pada saat buang air
besar (BAB), diare yang terus menerus lebih dari 5 kali, penurunan berat
badan dan dirasakan lebih dari dua minggu maka sebaiknya Anda datang ke
dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat membantu Anda lebih memahami kondisi perut Anda.
0 comments:
Post a Comment