Musim
hujan seringkali membawa virus flu. Gejalanya bersin-bersin dan hidung
tersumbat. Namun, tidak semua gejala bersin dan hidung tersumbat mengacu
pada flu. Segera periksa ke dokter, siapa tahu itu penyakit
leptospirosis alias “kencing tikus”.
Menurut data Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, leptospirosis tahun 2013 meningkat dari tahun sebelumnya. Kasus banyak ditemukan di Kulonprogo, Bantul, dan Sleman. Gejala awalnya flu biasa, sedangkan gejala tingkat tingginya pusing, pucat , dan berubahnya warna urine.
Dosen spesialis penyakit dalam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dr Agus Widyatmoko menyebutkan, leptopirosis merupakan penyakit yang menular dari hewan pada manusia. Seperti namanya, hewan pembawa leptospirosis adalah tikus.
“Rumah dari lepto ini tikus. Jika tikus menularkan pada manusia, sudah tidak akan menularkan lagi pada manusia lainnya. Lepto juga bisa dikatakan sejenis parasit yang berkembang biak di dalam tubuh tikus, sama halnya seperti malaria di nyamuk,” kata Agus pada VIVAlife.
Meski begitu, leptospirosis tak harus membuat panik. Sebab, ia hanya virus yang menghinggapi tempat kotor. Misalnya, area sawah, pasar yang kotor, banjir, dan tempat-tempat lain yang disukai tikus. Tak heran, orang yang lebih banyak terjangkit leptospirosisadalah petani atau pedagang di pasar tradisional.
Kata kunci untuk menghindarinya sederhana: hidup bersih. “Orang yang kerjanya di kantor jarang terjangkit. Jadi, bisa dihindari seperti kata kunci tadi. Hidup bersih, rajin mencuci tangan dan kaki dengan sabun,” Agus melanjutkan.
Ditilik dari cara kerjanya, leptospirosis tergolong lambat. Bukan per detik ataupun per menit, melainkan baru berjam- jam sampai akhirnya bisa menular ke manusia. Karena itu, segera mencuci tubuh dengan sabun dapat mencegah lepto masuk.
“Masuknya lepto melalui luka di tubuh. Jadi sebaiknya, kalau ada luka segera dicuci dengan sabun atau ditutup,” ujar Agus lagi. Ia menyebutkan, leptospirosis tergolong penyakit ringan, dan tak bisa menular dari satu manusia ke manusia lain.
Penyembuhannya pun terbilang mudah. Ketika seseorang terkena flu, segera periksa untuk menentukan apakah itu flu biasa atau leptospirosis. Jika divonis leptospirosis, cukup diobati dengan antibiotik. “Itu sudah cukup membunuh lepto. Sekarang juga sudah ada alat yang dapat mendetaksi lepto secara cepat.
Menurut data Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, leptospirosis tahun 2013 meningkat dari tahun sebelumnya. Kasus banyak ditemukan di Kulonprogo, Bantul, dan Sleman. Gejala awalnya flu biasa, sedangkan gejala tingkat tingginya pusing, pucat , dan berubahnya warna urine.
Dosen spesialis penyakit dalam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dr Agus Widyatmoko menyebutkan, leptopirosis merupakan penyakit yang menular dari hewan pada manusia. Seperti namanya, hewan pembawa leptospirosis adalah tikus.
“Rumah dari lepto ini tikus. Jika tikus menularkan pada manusia, sudah tidak akan menularkan lagi pada manusia lainnya. Lepto juga bisa dikatakan sejenis parasit yang berkembang biak di dalam tubuh tikus, sama halnya seperti malaria di nyamuk,” kata Agus pada VIVAlife.
Meski begitu, leptospirosis tak harus membuat panik. Sebab, ia hanya virus yang menghinggapi tempat kotor. Misalnya, area sawah, pasar yang kotor, banjir, dan tempat-tempat lain yang disukai tikus. Tak heran, orang yang lebih banyak terjangkit leptospirosisadalah petani atau pedagang di pasar tradisional.
Kata kunci untuk menghindarinya sederhana: hidup bersih. “Orang yang kerjanya di kantor jarang terjangkit. Jadi, bisa dihindari seperti kata kunci tadi. Hidup bersih, rajin mencuci tangan dan kaki dengan sabun,” Agus melanjutkan.
Ditilik dari cara kerjanya, leptospirosis tergolong lambat. Bukan per detik ataupun per menit, melainkan baru berjam- jam sampai akhirnya bisa menular ke manusia. Karena itu, segera mencuci tubuh dengan sabun dapat mencegah lepto masuk.
“Masuknya lepto melalui luka di tubuh. Jadi sebaiknya, kalau ada luka segera dicuci dengan sabun atau ditutup,” ujar Agus lagi. Ia menyebutkan, leptospirosis tergolong penyakit ringan, dan tak bisa menular dari satu manusia ke manusia lain.
Penyembuhannya pun terbilang mudah. Ketika seseorang terkena flu, segera periksa untuk menentukan apakah itu flu biasa atau leptospirosis. Jika divonis leptospirosis, cukup diobati dengan antibiotik. “Itu sudah cukup membunuh lepto. Sekarang juga sudah ada alat yang dapat mendetaksi lepto secara cepat.
Konsul Dokter
0 comments:
Post a Comment